Minggu, 18 Juni 2023

TBC TULANG

 

TBC Tulang


TBC Tulang

Selama ini tuberkulosis atau TBC erat kaitannya dengan paru-paru, padahal penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini juga bisa menyerang tulang dan sendi.

Meski berawal dari tulang, penyakit ini juga bisa menyerang anggota tubuh lainnya jika dibiarkan. Untuk mengetahui pengobatan yang sesuai, ketahui terlebih dahulu informasi selengkapnya berikut ini.

Apa itu TBC tulang?

Sebagaimana namanya, TBC tulang atau TB tulang adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang ditemukan pada tulang.

Tuberkulosis tulang tidak selalu disebabkan oleh infeksi dari paru-paru. Artinya, seseorang tetap bisa terkena tuberkulosis tulang meskipun tidak memiliki riwayat TBC paru-paru.

Salah satu jenis TB tulang yang banyak ditemui adalah tuberkulosis tulang belakang. Penyakit ini juga dikenal dengan penyakit Pott atau tuberkulosis spondilitis.

Menurut laman TBC Indonesia, sebanyak 50% kasus tuberkulosis tulang menyerang tulang belakang.

Tulang belakang toraks (punggung) dan lumbal (pinggang) merupakan bagian tulang yang paling sering terkena infeksi.

Selain tulang belakang, persendian seperti pinggul, lutut, kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu juga menjadi bagian yang kerap terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.

Seberapa umumkah kondisi ini?


Berbeda dengan tuberkulosis sebagai infeksi saluran pernapasan yang menjadi 10 besar penyebab kematian tertinggi di dunia, tuberkulosis tulang terbilang cukup langka.

Berdasarkan penelitian dalam European Spine Journal, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien 55–60 tahun ke atas, terutama pada pasien pengidap HIV/AIDS.

Tanda dan gejala TBC tulang

Gejala awal TB tulang yaitu persendian yang terasa kaku dan nyeri selama beberapa minggu. Setelah itu, pasien juga dapat mengalami beberapa gejala berikut.

  • Demam.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Nyeri pada pergelangan tangan.
  • Sakit tulang belakang.
  • Bengkak pada jaringan lunak.
  • Bengkak pada tulang atau sendi.

Setiap orang mungkin memiliki gejala TBC yang berbeda, tergantung lokasi tubuh yang terserang bakteri.

Sebagai contoh, tulang belakang yang membungkuk (gibbus) hanya akan dialami oleh pengidap tuberkulosis tulang belakang.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda perlu segera periksa ke dokter jika mengalami gejala TBC tulang seperti berikut.

  • Paraplegia atau lumpuh pada salah satu atau beberapa bagian tubuh.
  • Komplikasi sistem saraf.
  • Kaki atau tangan memendek, biasanya pada anak-anak.
  • Kelainan pada bentuk tulang.

Kondisi tulang setiap orang yang terkena TBC mungkin berbeda-beda. Oleh karena itu, jika Anda mengkhawatirkan gejala tertentu, termasuk yang tidak tertulis di atas, segera hubungi dokter.

Penyebab TBC tulang

Penyebab tuberkulosis tulang adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara, termasuk droplet (percikan cairan) dari bersin dan batuk.

Namun, jika seseorang hanya mengidap tuberkulosis tulang (tidak memiliki TBC paru), penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui udara.

Penularan TBC tulang melalui udara hanya bisa terjadi jika pasien juga memiliki riwayat tuberkulosis paru-paru.

Meski begitu, tuberkulosis tulang bisa menular melalui darah atau nanah yang terbawa masuk ke dalam tubuh dari seseorang yang terinfeksi.

Faktor risiko TBC tulang

Meski bisa menyerang siapa saja, beberapa kondisi berikut bisa membuat seseorang berisiko lebih besar mengalami tuberkulosis tulang.

  • Bayi dan anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna.
  • Tinggal bersama pengidap TBC.
  • Tinggal atau mengunjungi wilayah dengan kasus TBC tinggi.
  • Mengidap penyakit yang menurunkan sistem imun, seperti HIV/AIDS.
  • Memiliki penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit ginjal, kanker, atau sedang menjalani kemoterapi.
  • Memiliki penyakit yang mengakibatkan gangguan autoimun, seperti rheumatoid arthritis.

Komplikasi penyakit TBC tulang

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai, pasien TB tulang bisa mengalami berbagai komplikasi seperti berikut.

1. Kelumpuhan

Sekitar 10–27% kasus TBC tulang belakang akan disertai dengan paraplegia atau kelumpuhan, terutama pada bagian tulang belakang servikal (penopang kepala) dan toraks.

Kelumpuhan pada pasien tuberkulosis tulang terjadi karena adanya jaringan yang terluka, pembengkakan, hingga penumpukan cairan (edema) pada jaringan lunak di sekitar tulang.

2. Cacat tulang

Kifosis atau pembengkokan tulang belakang merupakan salah satu cacat tulang yang kerap ditemukan pada pasien TB tulang.

Ketika pasien sudah mengalami kifosis, maka dibutuhkan pengobatan tersendiri untuk mengatasinya. Pasalnya, kelainan tulang ini mungkin tetap memburuk meskipun infeksi awalnya sudah diatasi.

3. Komplikasi lainnya

Seperti penyakit infeksi pada umumnya, TB tulang juga bisa memengaruhi kinerja bagian tubuh lainnya jika tidak diatasi.

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain meningitis (radang selaput otak), kerusakan hati, serta kerusakan pada hati atau ginjal.

Diagnosis TBC tulang

Diperlukan pemeriksaan yang cukup mendalam untuk mendiagnosis TBC tulang. Pasalnya, gejala penyakit ini menyerupai masalah kesehatan lainnya, sebut saja tumor tulang belakang.

Akan tetapi, sama halnya dengan pemeriksaan TBC pada umumnya, infeksi tuberkulosis pada tulang juga dapat dideteksi melalui tes kulit atau tes darah.

Tes kulit akan dilakukan dengan cara menyuntikkan zat tuberkulin pada kulit Anda.

Jika dalam 48–72 jam setelah suntikan terlihat benjolan atau penebalan kulit, Anda mungkin sudah terpapar bakteri M. tuberculosis.

Meski begitu, tes ini tidak bisa mendeteksi apakah infeksi bakteri tersebut sudah menyebabkan TBC aktif atau non-aktif.

Sementara itu, tes darah dilakukan untuk mengetahui reaksi kekebalan tubuh terhadap bakteri TBC. Sama seperti tes kulit, tes darah juga tidak bisa memeriksa apakah bakteri tersebut aktif menyerang.

Untuk melihat sejauh mana infeksi bakteri menyerang tubuh Anda, dokter akan melakukan rontgen, CT scan, dan MRI.

Jika dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, dokter mungkin melakukan pembedahan untuk mengambil jaringan yang terinfeksi.

Pengobatan TBC tulang

Tujuan utama pengobatan TBC adalah menghilangkan infeksi bakteri M. tuberculosis serta memperbaiki kerusakan yang sudah ditimbulkan.

Berikut merupakan beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan.

1. Pemberian obat

Pengobatan tuberkulosis tulang biasanya berlangsung selama 6–18 bulan, tergantung kondisi kesehatan pasien.

Berikut adalah beberapa jenis obat TBC yang kerap diresepkan.

Obat-obatan di atas termasuk ke dalam golongan antibiotik. Maka, Anda tidak bisa tiba-tiba menghentikan penggunaannya meski gejala atau kondisi tubuh Anda sepintas sudah membaik.

2. Operasi

Dalam beberapa kasus, pasien TBC tulang akan disarankan untuk melakukan operasi laminektomi. Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat beberapa bagian tulang belakang.

Namun, operasi biasanya hanya dilakukan pada pasien dengan kondisi yang cukup parah atau memiliki risiko komplikasi tinggi, contohnya ketika bentuk tulang belakang sudah berubah hingga menyebabkan nyeri.

3. Penggunaan alat bantu

Pada pasien penyakit Pott, dokter biasanya akan menyarankan penggunaan spinal brace atau penyangga tulang belakang supaya pergerakan tubuh bisa dibatasi.

Spinal brace umumnya digunakan selama 2–3 bulan pertama setelah infeksi terdeteksi. Dokter akan terus memantau kondisi Anda selama menggunakan alat ini.

Pencegahan TBC tulang

Meski setiap orang memiliki risiko terserang infeksi bakteri M. tuberculosis, berikut adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah TBC tulang.

  • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  • Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  • Mengikuti vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) untuk mencegah infeksi bakteri TB.

Selain itu, pasien TBC paru juga tidak boleh melewatkan jadwal pengobatan dengan dokter. Pasalnya, risiko penyebaran infeksi ke tulang dapat meningkat jika pasien tidak berobat secara rutin.


REFERENSI 

SUMBER: https://hellosehat.com//infeksi/infeksi-bakteri/tbc-tulang/

VIDEO : 



TBC Tulang Belakang

 

TBC Tulang Belakang


undefined

Pengertian TBC Tulang Belakang

TBC atau tuberkulosis (TB) tulang belakang dikenal juga dengan nama penyakit Pott. Adapun, tuberkulosis ini terjadi di luar paru-paru dan menjangkiti tulang belakang. Penyakit ini umumnya menginfeksi tulang belakang pada area toraks (dada belakang) bagian bawah dan vertebra lumbalis (pinggang belakang) atas.

Penyebab TBC Tulang Belakang

Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui percikan air liur pengidap tuberkulosis yang bersin atau batuk. Semakin lama atau semakin sering seseorang berinteraksi dengan pengidap TBC maka makin besar pula risiko tertular penyakit ini.

TBC tulang belakang terjadi akibat menyebarnya bakteri tuberkulosis dari paru- paru ke tulang belakang hingga ke keping/sendi yang ada di antara tulang belakang. Kondisi ini menyebabkan matinya jaringan sendi dan memicu kerusakan pada tulang belakang. 

Faktor Risiko TBC Tulang Belakang

Beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan seseorang terinfeksi TBC tulang belakang, antara lain:

  • Faktor sosial ekonomi yang rendah atau buruk turut memengaruhi standar kualitas hidup. Misalnya, orang-orang yang tinggal di area yang kumuh dan padat.
  • Tinggal di area yang memiliki tingkat kasus tuberkulosis tinggi atau endemik.
  • Orang yang kekurangan nutrisi.
  • Orang-orang kelompok lanjut usia.
  • Terinfeksi HIV yang mengakibatkan rendahnya sistem kekebalan tubuh.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh menurun lainnya, misalnya pengidap kanker, penyakit ginjal stadium lanjut, dan diabetes.
  • Pecandu minuman keras atau pengguna obat-obatan terlarang.

Orang-orang yang berisiko terkena penyakit tuberkulosis maupun TBC tulang belakang harus mengenali gejala-gejala dengan baik demi membantu memudahkan penentuan diagnosis setelah menjalani tes.

Gejala TBC Tulang Belakang

Seperti halnya tuberkulosis, keberadaan TBC tulang belakang sulit dideteksi. Pada umumnya, pengidap mengalami nyeri punggung kronis yang tidak diketahui penyebabnya. Maka dari itu, dokter mengalami kesulitan untuk mendiagnosis. Kondisi semacam ini bisa berlangsung sekitar empat bulan.

Selain gejala umum tuberkulosis, TBC tulang belakang juga memiliki gejala-gejala tambahan yang dirasakan oleh sebagian pengidap, antara lain:

  • Serangan atau gejala yang muncul sifatnya bertahap.
  • Demam.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Kehilangan berat badan.
  • Anoreksia (gangguan makan) yang memicu penurunan berat badan.
  • Sakit punggung yang terlokalisir.
  • Memiliki posisi tubuh yang tegak dan kaku.
  • Tulang belakang yang melengkung keluar menyebabkan punggung menjadi bungkuk (kifosis).
  • Pembengkakan pada tulang punggung.
  • Muncul benjolan pada pangkal paha yang menyerupai hernia.
  • Jika mengenai sistem saraf, kemungkinan ada gangguan saraf yang memengaruhi organ-organ tubuh.

Diagnosis TBC Tulang Belakang

Untuk mendiagnosis tuberkulosis yang terjadi di tulang belakang, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Metode Pencitraan

Gangguan ini dapat diagnosis dengan cara pencitraan atau radiografi. Pertama, CT scan berguna untuk memberikan visual terkait lesi dan abses yang terjadi pada tulang belakang. Setelah itu, MRI berguna untuk menentukan penyebaran penyakit ke jaringan lunak. Hal ini untuk menentukan seberapa parah masalah ini terjadi.

2. Pemeriksaan Sitologi dan Mikrobiologi

Pemeriksaan ini melibatkan cairan dari tubuh jika terdapat gangguan yang menyebabkan TBC pada tulang belakang. Metode diagnosis ini harus mengacu pada manifestasi klinis dan pemeriksaan radiologis jika bakteriologi terbukti negatif.

3. Pemeriksaan PCR

Berbagai bakteri yang menjadi penyebab tuberkulosis dapat dipastikan dengan pemeriksaan PCR. Metode ini baiknya dilakukan untuk diagnosis awal agar hasilnya akurat. Sensitivitas pemeriksaan ini terhadap bakteri TBC sebesar 61-90 persen.

4. Pemeriksaan Laju Endapan Darah

Pengidap tuberkulosis tulang belakang dapat alami peningkatan laju endapan darah yang berlipat ganda. Masalah pada darah tersebut dapat lebih baik saat bakteri TB bisa dikendalikan. Jika terdapat masalah pada laju endapan darah, pemeriksaan tambahan mungkin dilakukan untuk memastikannya.

Pengobatan TBC Tulang Belakang

Sedikit berbeda dengan kondisi tuberkulosis, pengobatan TBC tulang belakang berkemungkinan memerlukan tindakan operasi sebagai bentuk perawatan tambahan selain antibiotik yang diberikan untuk mengobati tuberkulosis. 

Pengidap TBC tulang belakang juga mungkin disarankan untuk tidak menggerakkan tulang belakangnya hingga suatu periode tertentu. Hal ini dilakukan dengan mengenakan bebat atau alat khusus untuk waktu yang lama. 

Selain itu, serangkaian terapi fisik akan disarankan untuk diikuti demi mengurangi nyeri serta melatih kekuatan dan fleksibilitas tulang.

Pada pengobatan TBC tulang belakang, pemberian antibiotik tetap dilakukan hingga periode pengobatan yang telah ditentukan dan harus dihabiskan. Beberapa jenis antibiotik yang umumnya digunakan, antara lain rifampicin dan ethambutol. 

Efek samping yang mungkin timbul dari obat-obatan ini, antara lain sakit kuning, demam, ruam, gatal-gatal, menurunnya nafsu makan, dan urine berwarna gelap. 

Obat pereda rasa sakit mungkin diresepkan oleh dokter juga. Terapi pengobatan TBC tulang belakang dapat berlangsung hingga lebih dari enam bulan, tergantung kepada tingkat keparahan dan kondisi fisik pengidap.

Walau masa penyembuhan dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, TBC tulang belakang tetap dapat disembuhkan selama segera bisa dideteksi dan ditangani dengan benar. 

Tujuan lain dari penanganan cepat ini adalah untuk mengurangi risiko pengidap terkena komplikasi, berupa berbagai jenis kelainan atau cacat pada tulang belakang hingga mengalami kelumpuhan.

Komplikasi TBC Tulang Belakang

Seseorang yang mengidap gangguan tuberkulosis ini dapat mengalami beberapa komplikasi jika tidak mendapatkan pengobatan. Terjadinya kerusakan pada diskus intervertebralis, corpus vertebra, dan penyebaran infeksi di dalam tubuh dapat menimbulkan komplikasi, berupa:

  • Kolaps vertebra yang mengakibatkan kyphosis.
  • Kompresi pada sumsum tulang belakang.
  • Paraplegia atau tetraplegia dapat terjadi akibat kompresi sumsum tulang belakang.
  • Pembentukan abses dingin ketika infeksi menyebar ke ligamen yang berdekatan.
  • Abses dingin yang terjadi di tulang belakang leher dapat menyebabkan penyebaran infeksi, sehingga membentuk abses retrofaring.
  • Infeksi dapat menyebar ke mediastinum atau trakea ketika abses berkembang di tulang belakang toraks.
  • Infeksi dapat menyebar ke bawah selubung otot psoas ke trigonum femoralis untuk membentuk sinus.

Pencegahan TBC Tulang Belakang

Sama dengan langkah pengobatan penyakit tuberkulosis, vaksinasi merupakan tindakan pencegahan TBC tulang belakang yang utama. Vaksin yang diterima adalah vaksin Bacillus Calmette-Guerrin atau BCG. Vaksin ini wajib diberikan sebelum bayi berusia tiga bulan.

Anak-anak, remaja, serta orang dewasa yang belum menerima vaksin BCG juga dianjurkan untuk menerima vaksin ini secepatnya walau berpengaruh kepada penurunan tingkat efektivitas. Beberapa ini pencegahan TBC tulang belakang lain yang tidak kalah penting, yaitu:

  • Tutupi mulut atau kenakan masker ketika berada ditempat umum ketika bersin, batuk, atau tertawa.
  • Bagi non pengidap, kenakan masker jika berinteraksi dengan pengidap TBC. Hindari pula terlalu sering berinteraksi dengan para pengidap.
  • Mulailah kebiasaan mencuci tangan secara teratur.
  • Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik demi melancarkan pergantian udara di dalam rumah.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami beberapa gejala terkait gangguan ini, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan. Semakin cepat masalah ini terdeteksi, semakin baik pengobatan yang bisa dilakukan.

Untuk bisa mendapatkan diagnosis dini, kamu bisa lho melakukan pemesanan pemeriksaan di rumah sakit melalui fitur janji medis dari Halodoc. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan hanya dengan penggunaan smartphone!

Referensi:
The Journal of Spinal Cord Medicine. Diakses pada 2022. Spinal tuberculosis: A review.
Patient. Diakses pada 2022. Spinal Tuberculosis.
Wikidoc. Diakses pada 2022. Pott’s disease natural history, complications and prognosis.


SUMBER : 
https://www.halodoc.com/kesehatan/tbc-tulang-belakang

VIDEO TBC TULANG








TBC TULANG

  TBC Tulang Selama ini tuberkulosis atau TBC erat kaitannya dengan paru-paru, padahal penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini ju...